THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

My Blog List

Monday, 7 March 2011

Study di Jepang prt 1 (Beasiswa)


Ada proses panjang yang harus dilalui oleh siapa saja yang tertarik/ingin/berencana study di Jepang.Khususnya bagi mereka yang berharap bisa study dengan dana beasiswa dari Jepang, apakah itu beasiswa dari pemerintah , private scholarship atau public foundation Jepang.
Tulisan ini mencoba menjelaskan dari awal dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, apa saja yang perlu dipersiapkan agar kita bisa study di Jepang, mendapatkan LA dari Professor di Jepang yang akan menjadi supervisor/pembimbing kita, mendapatkan beasiswa dan persiapan lainnya.
Khusus bagi mereka yang akan mengambil program master (S2) dan doktor (S3), untuk bisa study di Jepang dan mendapatkan beasiswa, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mencari supervisor/professor/laboratory yang akan menjadi tempat kita mangkal selama kita study. Karena tanpa LA, kita tidak bisa melangkah ke tahap berikutnya, yaitu mencari beasiswa. Hampir semua penyedia beasiswa mensyaratkan adanya LA dari professor di Jepang sebagai bukti bahwa sudah ada kontak dan kesediaan dari professor di Jepang untuk menjadi supervisor/pembimbing dan host/tuan rumah.
Mendapatkan professor/supervisor dan LA adalah pekerjaan gampang2 susah. Adakalanya kita bisa mendapatkannya hanya dengan satu atau dua kali kontak via e-mail saja.Tapi, ada kalanya juga harus melewati proses yang panjang. Secara garis besar, ada tiga cara yang bisa kita(pemula) lakukan untuk bisa mendapatkan LA dari seorang professor di Jepang:
1.Kontak teman/kenalan/senior yang sedang study di Jepang
Mengontak teman/sahabat/kenalan/senior yang sudah ada/sedang study di Jepang, dan meminta kesediaannya untuk mencarikan professor yang sesuai dengan minat dan ketertarikan adalah cara yang menurut saya paling mudah dan punya tingkat keberhasilan tinggi. Kita juga bisa menanyakan banyak hal pada teman/sahabat/kenalan/senior yang sudah ada/sedang study di Jepang ini.
Bagi yang kebetulan tidak memiliki teman/sahabat/kenalan/senior yang sedang study di Jepang, bisa dimulai dengan melihat website PPI-Jepang (Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang) http://www.ppi-jepang.org/ dan mengontak pengurusnya untuk menanyakan informasi yang dibutuhkan.
Apa kelebihan cara no.1 ini? Pertama, mereka yang sedang study di Jepang telah memiliki pengalaman, mengenal karakter/budaya dan sudah beradaptasi dengan masyarakat Jepang. Kedua, mereka yang sedang study di Jepang bisa menjadi perantara kita, bertemu langsung dengan professor yang kita inginkan dan mengkomunikasikan keinginan kita dalam bahasa Jepang.
2.Mengunjungi website universitas di Jepang dan mengontak langsung professor
Cara lain yang bisa kita lakukan adalah dengan memanfaatkan fasilitas internet, mencari dan mengunjungi website universitas2 yang ada di Jepang, masuk ke menu fakultas, masuk ke submenu lab/professor, melihat bidang riset lab/professor tersebut, kemudian kalau sesuai dengan minat kita baru kita kontak langsung professor via e-mail. Alamat e-mail professor biasanya selalu tertulis dalam webiste masing2 lab.
Kelebihan cara no 2 ini adalah kita bisa mencari lab/professor dan universitas serta kota di Jepang sesuka kita. Karena kadang ada yang lebih suka tinggal dan belajar di kota besar seperti Tokyo, Osaka dan Yokohama karena kemudahan fasilitas transportasi, hiburan dan dekat dengan KBRI (Kedutaan Besar RI di Jepang) yang berlokasi di Tokyo dan KJRI [Konsulat Jendral RI] yang berlokasi di Osaka. Atau kadang ada yang lebih suka tinggal dan belajar di kota budaya, bersejarah, dingin, sepi seperti Kyoto, Sapporo, Hiroshima dan lain2.Banyak sekali universitas berkualitas di Jepang dan kita bisa mamanfaatkan search engine untuk mendapatkan unviersitas2 di Jepang sesuai dengan keinginan kita.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita hendak mengontak langsung seorang professor via e-mail:
(a) Mengingat tingkat kesibukan professor di Jepang yang sangat tinggi dan perlu kita ketahui bahwa dalam 1 hari bisa ratusan e-mail yang masuk ke mailbox mereka, ada kemungkinan e-mail2 dari mereka yang tidak dikenal akan dianggap sebagai SPAM dan tidak dibaca. Sehingga kita harus ekstra sabar dan mencoba untuk mengirimnya lagi setelah 1-2mg blm mendapatkan balasan.
(b) Bahasa dan tatakrama.Tentu saja kita mengontak professor dengan menggunakan bahasa internasional(b.inggris) yang sopan dan selalu awal dengan memperkenalkan diri, ceritakan bagaimana proses kita mengenal beliau, ketertarikan kita pada bidang professor tsb, keinginan kita untuk menjadi mahasiswanya dan diakhiri dengan ucapan terimakasih.
3.Datang ke Jepang dengan biaya sendiri, kemudian mencari professor dan beasiswa.
Cara ini tergolong cara nekad walau banyak teman2 kita yang melakukannya dan berhasil. Saya sendiri tidak menganjurkan bagi mereka yang punya nyali dan modal kecil untuk mencoba cara ini. Tapi, ada baiknya kita tahu karena bisa jadi anda sudah putus asa mencoba cara no 1 dan 2 tapi tidak berhasil juga. Atau kita punya cukup modal awal untuk memulainya.
Ada kelebihan cara ini. Dengan berdomisili di Jepang, kita bisa dengan mudah mendapatkan informasi sekolah dan beasiswa yang itu sangat susah kita dapatkan kalau kita berada di Indonesia.Perlu kita ketahui, di Jepang sendiri banyak sekali beasiswa yang disediakan oleh perusahaan, yayasan dan institusi2 lainnya yang sebagian mempersyaratkan kita harus sudah masuk program (Master atau Doktor) dulu.
Untuk bisa datang ke Jepang, tentu kita butuh modal awal dan visa/ijin tinggal di Jepang [Info ttg modal awal dan visa akan sy tulis di bagian lain].Kebanyakan mereka yang menggunakan cara ini datang ke Jepang dengan menggunakan modal sendiri untuk tiket pesawat, biaya hidup selama 2-3bln sblm mendapatkan part-time, dan yang lebih penting lagi adalah visa/ijin tinggal sebagai turis/visa kunjungan keluarga/visa study bahasa yang bisa kita dapatkan di Kedubes Jepang atau konsuler Jepang di Indonesia.Setelah sampai di Jepang, kita bisa mulai mencari-cari informasi part-time, sekolah dan beasiwa.
***
Ada satu hal yang penting, jangan mudah menyerah dan teruslah mencoba sambil berdoa. Ingat, Tuhan tidak akan merubah nasib kita jika kita sendiri tidak berusaha untuk merubahnya.Selamat mencoba!
[bersambung]
*Penulis adalah Assistant Professor di Tokyo Institute of Technology

0 comments: